Profil Desa Losari

Ketahui informasi secara rinci Desa Losari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Losari

Tentang Kami

Profil Desa Losari, Kecamatan Rembang, Purbalingga, mengungkap potensi sebagai pusat perdagangan strategis dengan dukungan inovasi layanan publik dan kekayaan agrikultur. Temukan data wilayah, demografi, dan dinamika ekonomi terkini di desa yang berbenah

  • Pusat Perdagangan Strategis

    Berkat lokasinya yang vital, Desa Losari berfungsi sebagai hub ekonomi untuk wilayah sekitarnya, ditandai dengan banyaknya pertokoan dan kegiatan jasa.

  • Inovasi Layanan Publik

    Desa ini merupakan salah satu pelopor dalam modernisasi administrasi kependudukan melalui penerapan SIAK Desa Level 2 dan program layanan jemput bola, yang mempermudah akses warga terhadap layanan pemerintah.

  • Potensi Agraris Unggulan

    Nama "Losari" yang berarti tanah subur termanifestasi dalam sektor pertaniannya, dengan ubi kayu (cassava) menjadi salah satu komoditas andalan yang menopang perekonomian warga.

Pasang Disini

Terletak strategis di jalur yang menghubungkan pusat Kabupaten Purbalingga dengan Kabupaten Banjarnegara, Desa Losari di Kecamatan Rembang menjelma menjadi sebuah pusat kegiatan ekonomi dan sosial yang dinamis. Dengan sejarah yang mengakar pada kesuburan tanahnya, Losari kini terus berbenah, memadukan potensi agraris dengan geliat perdagangan dan inovasi layanan publik, menjadikannya salah satu desa dengan prospek pengembangan yang menjanjikan di wilayah Purbalingga.

Desa ini tidak hanya menjadi titik temu para pedagang, tetapi juga contoh keberhasilan dalam modernisasi administrasi desa. Inisiatif seperti layanan kependudukan digital dan komitmen menuju desa mandiri menunjukkan visi jangka panjang pemerintah desa dan warganya. Di tengah tantangan pembangunan, semangat kolektif warga dalam menggali potensi lokal menjadi motor penggerak utama kemajuan Desa Losari.

Kondisi Geografis dan Demografi

Desa Losari secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Terletak sekitar 26 kilometer ke arah timur laut dari ibu kota Kabupaten Purbalingga, desa ini menempati posisi yang vital. Letak geografisnya diapit oleh desa-desa lain di dalam kecamatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Desa Panusupan dan Desa Tanalum
  • Sebelah Timur: Desa Bodaskarangjati dan wilayah Kabupaten Banjarnegara
  • Sebelah Selatan: Desa Bodaskarangjati
  • Sebelah Barat: Desa Makam dan Desa Sumampir

Dengan luas wilayah mencapai 717,525 hektar (sekitar 7,18 km²), Desa Losari memiliki topografi yang bervariasi, didominasi oleh dataran yang dimanfaatkan untuk pemukiman dan lahan pertanian. Berdasarkan data kependudukan per Mei 2024, jumlah penduduk Desa Losari tercatat sebanyak 8.866 jiwa, yang terdiri dari 4.480 penduduk laki-laki dan 4.386 penduduk perempuan.

Dari data tersebut, dapat dihitung kepadatan penduduk Desa Losari yang mencapai sekitar 1.236 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk ukuran sebuah desa, menandakan fungsinya sebagai pusat pemukiman dan aktivitas ekonomi di kawasan sekitarnya. Secara administratif, pemerintahan desa membawahi 5 dusun, 5 Rukun Warga (RW) dan 43 Rukun Tangga (RT). Adapun kode pos untuk Desa Losari adalah 53356.

Sejarah dan Tata Kelola Pemerintahan

Nama "Losari" memiliki filosofi mendalam yang mencerminkan harapan dan kondisi alamiahnya. Nama ini berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu "Loh" yang berarti subur, dan "Sari" yang bermakna inti atau manis. Secara harfiah, Losari dapat diartikan sebagai sebuah desa yang dianugerahi tanah subur dan mampu menghasilkan panen yang berbuah manis, sebuah cerminan dari potensi agrarisnya yang makmur.

Menurut catatan sejarah, Desa Losari pada awalnya merupakan bagian dari Desa Bodaskarangjati. Cikal bakal pemimpin pertama Desa Losari ialah Bagus Sampun, yang juga dikenal dengan nama Naladwiwangsa atau Trunasergi. Kepemimpinan inilah yang menjadi fondasi bagi sistem pemerintahan desa yang terus berkembang hingga saat ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Desa Losari di bawah kepemimpinan Kepala Desa, Harwanto, menunjukkan komitmen kuat terhadap modernisasi dan peningkatan kualitas layanan publik. Salah satu terobosan signifikan ialah penerapan layanan administrasi kependudukan berbasis digital. Pada tahun 2024, Desa Losari menjadi salah satu dari 15 desa di Purbalingga yang mendapatkan hak akses Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Desa Level 2.

"Akses SIAK Desa Level 2 memungkinkan kami untuk memberikan layanan yang lebih cepat dan efisien kepada warga, tanpa mereka harus mengunjungi kantor Dinpendukcapil di pusat kota," ujar seorang pejabat terkait inovasi tersebut. Langkah ini diperkuat dengan peluncuran program "LINGGAMAS GRATIS" (Lintas Galuh-Losari-Makam Gratis), sebuah inisiatif untuk mempermudah dan mempercepat pengurusan dokumen kependudukan bagi warga, yang menunjukkan komitmen nyata terhadap pelayanan prima.

Visi jangka panjang desa tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Pada sebuah kesempatan di tahun 2019, Kepala Desa Harwanto mengungkapkan tekadnya. "Mulai tahun 2020 mendatang, kami berkomitmen melakukan pengelolaan sampah. Selain untuk mengatasi permasalahan sampah di desa, juga untuk mengubah sampah menjadi pendapatan desa," ujarnya. Ambisi ini merupakan bagian dari cita-cita besar untuk menjadikan Losari sebagai desa mandiri yang mampu mengelola potensinya secara optimal.

Dinamika Perekonomian Desa

Perekonomian Desa Losari ditopang oleh dua pilar utama: pertanian dan perdagangan. Sesuai dengan asal-usul namanya, sektor pertanian tetap menjadi basis ekonomi bagi sebagian besar masyarakat. Komoditas unggulan yang dihasilkan antara lain padi, jagung, dan kedelai. Namun Desa Losari secara khusus dikenal sebagai salah satu sentra penghasil ubi kayu (cassava) di Kecamatan Rembang. Kesuburan tanahnya memungkinkan tanaman ini tumbuh subur dan menjadi sumber pendapatan penting bagi para petani.

Seiring berjalannya waktu, fungsi Desa Losari sebagai pusat perdagangan dan jasa di wilayah Kecamatan Rembang semakin menguat. Lokasinya yang strategis menjadikan desa ini sebagai tempat berdirinya berbagai toko, warung, dan penyedia jasa lainnya. Denyut nadi perekonomian ini terlihat dari aktivitas pasar dan deretan ruko yang melayani kebutuhan tidak hanya bagi warga Losari, tetapi juga warga dari desa-desa sekitar. Perkembangan ini sejalan dengan aspirasi warga yang pernah mengemukakan keinginan agar lapangan desa dapat dikembangkan menjadi semacam alun-alun lokal, sebagai pusat interaksi sosial dan ekonomi.

Di samping itu, semangat kewirausahaan juga tumbuh di kalangan masyarakat melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu contohnya ialah "Halwaku Mumtaz," sebuah usaha rumahan yang didirikan oleh Siti Hardika. Sejak tahun 2022, ia memproduksi Roti Maryam beku dan susu kurma. "Saat ini pemasaran melalui agen dan reseller mencakup Kabupaten Purbalingga," ungkap Siti Hardika. Usaha seperti ini menjadi bukti bahwa ekonomi kreatif mulai menggeliat dan memberikan nilai tambah bagi produk lokal. Beberapa UMKM lain seperti "Gandiwa Coffee" juga turut meramaikan lanskap ekonomi desa.

Pemerintah daerah dan pusat pun turut memberikan perhatian pada pembangunan infrastruktur penunjang ekonomi. Salah satu program terkini yang menyentuh langsung warga adalah Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) dari PT PLN (Persero) pada September 2024. Program ini menyasar rumah tangga kurang mampu, memberikan harapan baru bagi warga untuk meningkatkan taraf hidup dan membuka peluang usaha kecil dari rumah. "Alhamdulillah, sekarang saya bisa menikmati listrik di rumah sendiri," tutur Suhari, salah seorang warga penerima manfaat dari Desa Losari.

Potensi Sosial, Budaya, dan Pariwisata

Kehidupan sosial-keagamaan di Desa Losari cukup kental, dengan mayoritas penduduk memeluk agama Islam. Sejarah mencatat bahwa organisasi Muhammadiyah telah masuk ke desa ini sekitar tahun 1935 dan turut memberikan corak dalam perkembangan sosial kemasyarakatan. Banyaknya musala dan masjid, termasuk Masjid Jami Baitussalam yang bersejarah, menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi warga.

Dari sisi pengembangan fasilitas publik, kehadiran lapangan sepak bola menjadi salah satu fokus. Pada tahun 2024, sebuah lapangan mini soccer swasta bernama Ratuna Soccer Field diresmikan di desa ini. Fasilitas ini tidak hanya menjadi sarana olahraga bagi para pemuda dan pencinta sepak bola, tetapi juga menciptakan ruang interaksi sosial baru bagi masyarakat Kecamatan Rembang dan sekitarnya.

Meskipun belum memiliki objek wisata yang dikelola secara profesional seperti desa-desa tetangganya (misalnya Desa Wisata Tanalum), potensi pariwisata Desa Losari terletak pada pesona agraris dan suasana pedesaan yang otentik. Hamparan sawah dan ladang ubi kayu yang hijau menawarkan pemandangan yang menenangkan. Apabila dikemas dengan baik, potensi agrowisata berbasis komoditas lokal memiliki peluang untuk dikembangkan di masa depan. Konsep wisata edukasi mengenai budidaya dan pengolahan ubi kayu, misalnya, dapat menjadi daya tarik unik yang membedakan Losari dari desa lainnya.

Komitmen desa untuk menjadi desa mandiri, seperti yang dicanangkan oleh kepala desa, juga mencakup rencana pembangunan fasilitas pariwisata secara bertahap. Dengan fondasi ekonomi yang mulai kuat dan layanan publik yang semakin modern, pengembangan sektor pariwisata dapat menjadi langkah selanjutnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dan membawa kesejahteraan yang lebih merata bagi seluruh masyarakat Desa Losari.